Nama lengkap : R
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : Jakarta, 7 nov 1986 (19 th)
Pekerjaan : Mahasiswa
Dapat kita lihat
dalam posisinya R sebagai seorang remaja yang telah memiliki fase superego
dalam kepribadiannya. R dalam fase superego ini adalah seorang individu yang
telah memiliki dan menaati seperangkat norma sosial dalam lingkungannya. Namun
aspek bawah sadar (atau id-nya) tetap ada. Kematangan kepribadian dan ketaatan
sosial pada fase superego terjaga berkat sebuah usaha penekanan terhadap sifat
semena-mena pada alam bawah sadar, yang mana dia tahu kalau ia semena-mena
dalam bertindak itu akan jadi mala petaka untuk kehidupanya yang sekarang. Dalam
artian ada semacam penyaring kesadaran individu, meskipun tidak maksimal. Freud
dalam pembicaraannya tentang tahap matang dalam kepribadian manusia ini
menyinggung tentang beberapa faktor yang dapat mengganggu kematangan
kepribadian dalam fase superego sehingga id (atau alam bawah sadar) muncul ke
permukaan. Salah satunya adalah faktor tekanan kejiwaan. Dalam kasus R ini, ada
tiga peristiwa yang memperlihatkan hal tersebut :
·
Pertama adalah saat ia harus
kehilangan sosok ibu dan hanya memilki ayah dan kakak-kakak yang usia terpaut
jauh dengannya. Dalam lingkup superego, seorang R yang mempunyai pemikiran rapuh
dalam hidupnya yang diyakininya tak semestinya ini terjadi padanya. Dan faktor
bawah sadar pada diri R menuntut kebahagiaan bagi dirinya dengan ukuran yang
bersifat nafsu primitif yakni kesenangan diri yaitu dengan membaca komik dan menonton
TV. Faktor ini muncul kepermukaan sebab tekanan kejiwaan yang dialaminya
setelah ibunya meninggal dunia. Sesuatu yang barangkali tak terpikirkan oleh R
sebelum ibunya meninggal dunia. Ego dan sifat tidak ideal seorang R dalam
keadaan inipun diperlihatkan masih dominan. Segala keluh kesahnya terlihat meraja
rela dan tak dapat ia pendam ataupun dialihkan.
·
Peristiwa kedua adalah ketika R
mempunyai seorang teman dan berusaha menjalaninya dengan baik, ada
ketidaksetujuan dari ayah dan kakaknya (protektif), dan saat ia ingin menjalani
atau berteman dengan orang lain lagi, di sini unsure kecemasan muncul karena
ego disini memperingatkan inndividu tentang kemungkinan-kemungkinan datangnya
suatu bahaya, yaitu hubungannya rusak lagi oleh tingkah orang-orang yang ada
didekatnya(keluarga).
·
Peristiwa ketiga adalah saat kedua
kalinya ia kehilangan sosok yang ia cintai, yaitu ayah yang pada cerita R yang
sangat sibuk dengan pekerjaannya, meski begitu ayahnya sering membelikanya
majalah-majalah yang selalu ia tunggu kedatanganya. Setelah sepeninggalan
ayahnya ia menjadi pendiam dan seolah-olah menjauh dari lingkungan.
Secara tidak sadar R memakai mekanisme pertahanan diri
yaitu dengan cara kompensasi dan agresi dimana kerinduannya pada sosok ibu dan
ayahnya, dan implus-implus sosialnya terhambat, akhirnya R mengganti itu dengan
insting yang harus dipuaskan yaitu dengan berusaha mengembangkan hobinya
menulis cerita fiksi dan membaca komik, dan menonton. Dan terhentinya perkembangan
normal pada tahap perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan
frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat pada diri R. reaksi agresi yang diperlihatkan
oleh R saat ia sudah mulai membaca komiknya dan ada orang lain masuk kekamarnya
dan mengajaknya bicara, respon yang ditunjukkan adalah dengan melempar orang
atau memukulnya. Menutupi kelemahan diri dengan menunjukan kekuatan drive
agresinya, baik ditunjukan pada obyek yang asli ataupun dirinya sendiri.
Dalam cerita R, ibunya sangat memanjakannya dan pada
akhirnya ibunya harus harus duduk dikursi roda karena rematik parah yang
dideritanya. Disni dapat ditarik kesimpulan fase anal dari R cenderung anal expulsivensess personality, yang
itu bisa memunculkan sifat ketidakteraturan, semaunya sendiri dan kekerasan
pada diri R.
Komentar
Posting Komentar