Jawa pos, rabu, 31 0ktober 2007
Unjuk rasa adalah salah satu lingkaran budaya yang
menggambarkan tingkahlaku manusia yang mempunyai dan menggunakan sistem-sitem
dasar melakukan sesuatu. Dan bisa disebut “sistem sosial”
Pada masa kepresidenan Suharto yang dikenal dengan
“hukum militer”, unjuk rasa (demonstrasi) merupakan hal yang dianggap tabu oleh
masyarakat Indonesia. Dikarenakan tidak ada yang berani angkat bicara. Tapi
setelah lengsernya pemerintahan Suharto (1999) maka pemikiran-pemikiran seperti
itu tidak ada lagi. Dan unjuk rasa menurut masyarakat indonsia merupakan hal
yang wajar dilakukan. Dan bahkan menjadi salah satu budaya yang sering
dilakukan di Indonesia.
Bukan hanya warga sipil yang melakukan aksi tersebut,
mulai dari siswa menengah, mahasiswa sampai ibu rumah tangga (dapat dilihat
dikolom depan) juga melakukan hal yang sama untuk menyatakan kekesalan, ketidak
puasan dan berbagai kritik pedas yang keluar dari ketidak puasan mereka
terhadap masalah yang bersangkutan.
Unjuk rasa pada dasarnya merupakan satu dari kebudayaan
yang bersifat positif, yang dipakai oleh rakyat kecil yang tidak mengerti cara
untuk menyampaikan aspirasinya. Tapi dewasa ini unjuk rasa khususnya di
Indonesia malah disalah gunakan oleh kaum intlek (terpelajar) untuk menyampaikan aspirasinya, yang
ujung-ujungnya memakai aksi brutal seperti yang sering terjadi sekarang ini,
merusak dan menghancurkan. Padahal bagi orang berpendidikan, aspirasi bisa
disampaikan dengan cara lain, yang kemungkinan besar akan ditanggapi oleh pihak
yang diinginkan, berpendapat di Koran atau media masa lainnya.
Kompas, minggu, 9 desember 2007
Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan yang dapat
ditemukan pada semua bangsa di dunia, yang disebut juga sebagai salah satu
pokok dari setiap kebudayaan, tidak terkecuali di Indonesia.
Tapi akhir-akhir ini bahasa Indonesia baik secara
langsung maupun tidak langsung mengalami perubahan atau mulai mengalami
pergeseran. Contohnya dapat ditemukan diberbagai tempat, salah satunya ada di
kolom depan. Disana ada contoh: kata yang seharusnya dalam bahasa Indonesia di
tulis “polisi” malah di cantumkan dengan tulisan “police”, dan kata yang
seharusnya dalam bahasa Indonesia di tulis “cina atau china” malah di cantumkan
dengan tulisan “chaina”. Dengan demikian, suku kata “i” dalam bahasa Indonesia
dibaca “ai” seperti dalam bahasa inggris.
Faktor penyebab yang dapat dilihat dikolom depan yaitu :
orang memakaian bahasa asing agar telihat mengikuti tren bahasa masa kini, yang
mana tren bahasa masa kini banyak didominasi oleh bahasa asing atau bahasa
inggris. Dan bahasa Indonesia akhirnya lama-kelamaan tidak akan mempunyai
tempat lagi di Indonesia, padahal itu adalah salah satu budaya Indonesia yang
sangat pokok.
Kompas,
minggu, 9 desember 2007
Lombok pos, 7
oktober 2006
Setelah beratus-ratus tahun para wanita mengenakan
korset untuk mempertahankan peminitasnya, karena pada tahun 1920-an mulai ada
perubahan total. Pada jaman perang dunia 1, disitulah para wanita eropa dan
sekitarnya menggantikan peran pria untuk untuk bekerja sekaligus mengerjakna
tugas pria. Memakai rok dinilai tidak praktis dan kurang fleksibel, sehingga
para wanita memakai celana dan seperangkatnya.
Walaupun pada awalnya pemakaian celana ini buka
mengikuti tren fashion baru melainkan karena alasan kepraktisannnya.
Disainer pakaian pada jaman itu coco chanel yang turut mempopulerkan
gaya LBD (little black dress) yang praktis dan bersiluit longgar. Namun,
pemakaian celana pada tahun 1930 masih dianggap tabu sampai akhirnya
dipopulerkan oleh bintang film asal jerman, marlene dietrich yang tampil
dalam film morocco. Marlene celana di dalam film dan kehidupan sehari-hari yang lalu diikuti
oleh para wanita di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Dari waktu kewaktu di Indonesia juga mode berpakaian
selalu berubah, tapi disini saya mencoba mengambil satu contoh yang ada di
Koran , yaitu pada gambar kolom depan
yang berisikan para wanita Indonesia.
Bisa dilihat pada gambar pertama dikolom depan, dimana
itu adalah gambaran perempuan Indonesia pada sekitar tahun 40-an. Para
wanita dalam gambar itu semua memakai
bawahan jenis rok (dress). Tapi dapat dilihat perbedaannya pada pada gambar
kedua, dimana itu adalah peragaan busana tahun 2007. para wanita dalam gambar
itu memakai celana panjang dan ada yang pendek.
Dari contoh diatas manusia telah membuktikan bahwa
manusia memiliki bakat untuk mengembangkan kebudayaan. Itu yang disebut sebagai
kebudayaan yang bersifat positif, atau perubahan dan pembaharuan dari adat
istiadat atau kelaziman yang telah kuno.
Radar malang,
jumat, 14 september 2007
Pada tahun 1980-an, istri menggugat cerai suami adalah
sesuatu yang dianggap tabu oleh masyarakat di Indonesia. Dalam adat yang sering
kita dapati di masyarakat Indonesia seharusnya yang mempunyai hak
melanjutkan hubungan atau memutuskan
hubungan dalam rumah tangga (menceraikan istri). Tapi sekarang banyak kita
dapati para istri menggugat cerai suami. Jaman sekarang istri yang menunggu
keputusan dari sang suami adalah dianggap sebagai kebodohan sang istri yang tidak
berani mengambil keputusan. Dan gugat cerai bagi para kaum wanita adalah
keputusan yang membudaya.
Menurut saya, budaya yang istri menggugat cerai
suami itu cepat berkembang dikarenakan
itu sering diperlihatkan atau digalang dikalangan para selebritis. Pengaruh
artis di masyarakat Indonesia sangatlah besar baik itu berbentuk tren
berpakaian sampai keputusan yang ditempuh dalam berumah tangga. Apa lagi dengan
adanya berbagai teknologi yang banyak memperlihatkan keuntungan-keuntungan
artis dari keputusan-keputusan yang mereka ambil itu.
Individu-individu semacam itu dalam antropologi disebut dviants.
Istri menggugat cerai suami dapat digolongkan atau disebut kebudayaan yang
bersifat negatif yang tiada lain adalah keterangan dalam masyarakat yang
menjelma sebagai permusuhan antargolongan.
Kompas,
selasa, 18 desember 2007
Pada umumnya kebudayaan Indonesia khususnya pada tatanan
musik berkisar pada gong, suling, angklung dan alat tradisional Indonesia yang
lainya. Dewasa ini gong, suling dan seperangkatannya sangat jarang terlihat,
baik di sekitar kita maupun di media masa. Malah yang di tayangkan di media
masa cenderung alat musik asing yang banyak ditemukan dikonser-konser besar
eropadan sekitarnya. Seperti biola, gitar piano dan alat tiup seperti terompet
yang tiada lain adalah kebudayaan yang berasal dari Negara eropa sana.
Perubahan atau pergeseran budaya sangat terlihat sekali. Dengan bantuan
media elektronik akhir-akhir ini, unsur-unsur budaya asing cepat berkembang d
Indonesia, bahkan umumnya tanpa ada kontak secara pribadi antara
individu-individu di dua tempat yang berbeda.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan
penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai
unsur kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang
disebut proses difusi itu yang merupakan salah satu obyek penelitian
ilmu antripologi.
Penyebaran unsur-unsur
kebudayaan yang seperti dilihat di kolom depan dapat juga terjadi tanpa
ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena
unsur-unsur kebudayaan seperti biola atau harmoni itu memang sengaja dibawa
oleh individu-individu tertentu, seperti para pedagang penjajah atau pelaut.
Produk pernak-pernik natal
asal cina
Gambar dikolom depan adalah contoh akulturasi, istilah
yang dalam antropologi mempunyai beberapa makna (acculturation, atau culture
contact).
Ini semua
menyangkut konsep mengenai proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertenu dihadapkan apada unsure-unsur dari suatu
kebudayan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat
alun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Reaksi penerimaan yang baik dalam masyarakat
mengakibatkan kebudayaan yang seperti digambar kolom depan yaitu kebudayaan
cina bisa bertahan dan bahkan berkembang di Indonesia. Dan juga para warga
masyarakat itu umumnya tidak memahami seluruh kebudayaannya sendiri (kebudayaan
asli).
Terutama pada masyrakat luas dan kompleks. Yang nantinya
akan menyebabkana semakin banyak kebudayaan asli di terlantarkan dan bahkan
sampai lngser disebabkan budaya asing yang masuk.
Kompas, selasa, 18 desember 2007
Lalu lintas kendaraan mulai
padat
Macet merupakan problem yang membudaya pada penduduk
Indonesia khususnya di kota Jakarta yang tiada lain adalah ibu kota dari bangsa
Indonesia. Dimana itu disebabkan oleh terlalu padatnya alat transportasi yang
terdapat di kota tersebut, baik itu yang berroda dua maupun beroda empat.
Sebelum tahun 1945, macet yang merupakan budaya yang disandangnya kini
itu masih belum ada. Tapi dengan bertambahnya tahun dan pesatnya perkembangan
teknologi, kemacetan akhirnya menjadi salah satu budaya di Jakarta.
Kebudayan ini adalah wujud dari tingkahlaku manusia yang
tidak sadar, bahkan menambah koleksi kendaraan yang akan membuat kemacetan
bertambah parah dan semakin membudaya di Indonesia.
Kompas, minggu, 21 oktober 2007
Dakwah dengan
radio
Dakwah adalah sistem yang ditempuh orang muslim untuk
menyebarkan agama islam. Yang mana cara mempunyai ragam tersendiri. Dijaman
wali songo dulu, para wali menyebarkan islam dengan dakwah yang mempunyai
metode yang benar-benar sederhana. Hanya memakai suara sendiri yang dikeraskan
agar lebih terdengar yang mana tidak memakai alat bantu apapun. Dan
pendengarnya harus ada di suatu tempat yang sudah di sediakan.
Metode dakwah dari masa kemasa semakin canggih. Dapat dilihat di gambar kolom depan,
radio salah satu sarana penyebar dakwah di Surabaya.dan itu bisa didengarkan
tanpa harus mengunjungi tempat-tempat tentu yang mengadakan acara atau ceramah,
cukup hanya dengar memutar gelombang pada chanel radio yang sudah di tentukan.
Radio bisa juga dikategorikan sebagai salah satu unsure
budaya fisik. Dan dakwah merupakan
tingkahlaku manusia yang manunjukkan pola-pola tingkahlaku yang
dilakukan berdasarkan sistem yang bertujuan untuk menyiarkan agama islam.
Jawa pos, jumat, 21 september 2007
Miss Jilbab
Jilbab berfungsi sebagai kain yang menutup salahsatu
aurat para wanita. Jilbab pada tahun 40-an hanya dikenal dikalangan pondok
pesantren yang identik dengan kata ustadzah, atau istri para kiayi. Kerudung
atau jilbab pada perempuan dinilai akan tidak nyaman kalau memakai itu, karena
terkesan berat dan kaku.
Dari masa kemasa, anggapan seperti itu semkin lama
semakin menipis. Faktor penyebab yang paling kuat adalah para wanita muslim
semaki banyak yang tahu kalau jilbab adalah salahsatu pakaian yang diwajibkan
dalam islam yang seharusnya dipakai oleh wanita yang mengaku dirinya muslim.
Dan demikian pula sampai saat ini, peminat kain itu
bukan hanya ada dikalangan santri pondok pesantren atau ustadzah-ustadzah istri
para kiayi. Sekarang kain itu bisa ditemukan di berbagai tempat, mulai dari
sekolah, ibu rumah tangga sampai kampus-kampus umum sekalipun. Dan bahkan
terlihat di gambar kolom depan, ada pemilihan untuk para wanita muslim yang
berjilbab atau yang disebut “miss jilbab”.
Jawa pos, jumat , 21 september 2007
Aksi Pendukung
syamsulbahri
Pada tahun 1980-an
masyarakat Indonesia tidak pernah memakai demo sebagai cara untuk
mengungkapkan aspirasinya. Tapi dari tahun 2000 yang lalu demo adalah salahsatu
budaya yang dipakai orang-orang untuk menyampaikan kekesalannya pada
pemerintah.
Dapat dilihat dari kalangan mahasiswa, sistemnya
sangatlah brutal. Merusak gedung dan fasilitas umum lainnya. itu adalah sesuatu
yang bisa dikategorikan budaya yang tidak baik atau yang tidak pantas dilakukan
oleh para pelajar seperti mahasiswa. Karena itu hany akan merugikan berbagai
pihak, baik yang mendemo maupun yang didemo.
Kompas, jumat, 4 mei 2007
Komentar
Posting Komentar