1.
Sejarah singkat Tes WAIS?
Pada tahun 1930, David
wechsler, yang bekerja di rumah sakit Belleveu New York, melakukan penelitian
sejumlah tes-tes intelegensi yang terstandarisasi dan menetapkan 11 sub tes
yang berbeda sebagai battery-nya. Konsepsinya
tentang intelegensi adalah bersifat global yang mencerminkan suatu bagian dari
kepribadian sebagai keseluruhan (Marnat, 1985). Beberapa sub tesnya adalah
adaptasi dari revisi Standford Binet (1937) misalnya, Pengertian, Hitungan,
Rentangan Angka, Persamaan, Perbendaharaan Kata. Sub tes sisanya di adaptasi
dari Army Group Eksemination (Mengatur gambar). Koh’s Block Design( rancangan
balok), Army Alpha (Informasi, Pengertian), Army Beta (Symbol angka), Healy
Picture Completion (Melengkapi gambar) dan Pinther/Patheerson Test (Meraki
obyek). Sub tes-sub tes tersebut dikombinasikan dan dipublikasikan tahun 1929 sebagai
Weshsler Belleveu Intelegence Scale (WBIS) yang dapat dipergunakan untuk
anak-anak 10 tahun dan orang dewasa. Skala WB dikembangkan dalam 2 bentuk yang relatif
sama, bentuk I dan bentuk II. Masing-masing terdiri dari 2 kelompok yaitu
Verbal, terdiri dari 5 sub tes dan Nonverbal atau Performance, juga terdiri
dari 5 sub tes. Dalam setiap sub tes item-item mempunyai kesulitan yang
progressif. WB mempunyai sejumlah kelemahan teknis terutama pada segi
reliabilitas dari sub tes dan krepresentatifan sampel normatif.
Pada tahun 1955 Scale Weshler
Belleveu direvisi sebagai Weshler Adult Intelegence Scale (WAIS) dan WAIS-R
tahun 1981, terdiri dari 11sub, yang 6 adalah kelompok verbal, mengukur
kecerdasan dan faktor ingatan (diskor sebagai IQ Verbal) dan 5 adalah kelompok
nonverbal, atau performance, mengukur kemampuan visual-spatial (diskor sebagai
IQ Performance). IQ skala lengkap diperoleh komposit dari 11 sub tes. Skor-skor
tersebut dikonversikan ke dalam distribusi skor IQ dari kelompok yang seusia.
Jadi, meskipun nilai skor menurun pada orang yang usianya memang tua, IQ
relatif konstan sepanjang rentang kehidupan orang dewasa, (Korchin, 1976). WAIS
dapat dipergunakan untuk orang dewasa yang berusia 16 sampai di atas 64 tahun(
Sighn, 1986).
2.
Dasar teori dari Tes WAIS?
Usaha untuk mengembangkan definisi yang tepat untuk
“intelegensi” penuh dengan kontroversi yang sulit ini menjadi meluas karena
intelegensi adalah konsep yang abstrak dan tidak memiliki dasar didunia nyata,
objektif dan kenyataan fisik. Itu adalah label umum untuk proses kelompok yang
mengambil kesimpulan dari respon perilaku yang bisa diamati.
Banyak usaha yang dibuat untuk mendefinisikan
intelegensi, salah satu yang paling awal adalah Binet dan Simon (1916) yang
telah mengkonsepkan :….penilaian, disisi lain disebut indra yang bagus, indra
praktek, inisiatif, adaptasi seseorang terhadap lingkungan, untuk memberikan
penilaian yang baik, untuk perbandingan yang baik, alasan yang baik dan
dasar-dasar dari aktifitas intelegensi.
Salah satu definisi yang sering digunakan untuk
intelegensi telah dikembangkan oleh Wechsler pada tahun 1958. Dia
mempertimbangkan intelegensi menjadi konsep umum yang dikembangkan oleh
kemampuan individu untuk mengambil tindakan yang penuh dengan tujuan berfikir
rasional, dan persetujuan yang efektif dengan lingkungan. Dia memberikan
penekanan yang lebih jauh bahwa “Intelegensi umum tidak bisa disamakan dengan
kemampuan intelektual, bagaimanapun penegasan perluasan, tetapi telah dihormati
secara nyata oleh perorangan secara umum.”
Demikian pula Wechsler, intelegensi bisa menjadi social,
praktek atau abstrak, tetapi tidak bisa diukur untuk peristiwa yang telah
betul-betul mempertimbangkan kebebasan dari fungsi aspek yang non intelektual
tertentu seperti sakit yang terus menerus, dorongan, ketertarikan atau
kebutuhan untuk berprestasi. Tinjauan dari sebagian besar definisi intelegensi
dinyatakan oleh kebanyakan orang secara tidak langsung, meliputi 5 daerah
elaborasi dibawah ini :
1.
Berfikir abstrak
2.
Belajar dan pengalaman
3.
Memecahkan masalah melalui
insight
4.
Mengatur situasi baru
5.
Focus dan menyokong satu
kemampuan untuk meningkatkan tujuan keinginan
Praktek yang signifikan dari konseptual yang jelas dari
intelegensi membolehkan para ahli klinik untuk mengapresiasikan secara penuh
evaluasi usaha mereka yang meluas, seperti usaha yang diapresiasikan untuk
memperkirakan yang cukup, yang mana intelegensi klien yang telah dinilai
ataupun tidak ini juga membantu mereka dalam mengevaluasi asset dan
keterbatasan yang rumit yang digunakan dengan kesesuaian item-item test dengan
teori-teori intelegensi alami. Contohnya “intelegensi” tes itu menegaskan
batasan kemampuan verbal karena itu tidak akan menaksirkan seperti area-area
pemecahan masalah, non verbal atau mengatur situasi baru.
Melalui tinjauan luas sejarah dan intelegensi alami
melampaui jangkauan atau bidang pada bagian ini, tetapi para pembaca yang
tertarik bias menemukan diskusi yang menarik didalam Sattler (1992), Stenberg
(1982, 1992, 1994,b) or Neisser at.al 1996. Sebagian besar diskusi yang berbeda
dari focus intelegensi ada 4 tradisi utama yang muncul lebih dari 80 tahun,
yang termasuk didalamnya:
1.
Pendekatan Psikometri
2.
Pendekatan Neurology-Biologi
3.
Pengembangan Teori
4.
Proses Informasi
Pada tahun 1904, Binet telah mengajukan permohonan pada
pemerintah Perancis untuk mengabulkan untuk menyimpan perkakas dan untuk
meningkat perkakas yang mungkin bisa membedakan dan mampu dipelajari orang-orang
pada umumnya yang membutuhkan kelambatan dalam merintis, khususnya merancang
program pendidikan. Salah satu tugas dasar dari pembagian yang tepat, dan itu
sudah tidak diperlukan dalam pengembangan teori yang dimengerti dalam melihat
penilaian. Skala awalnya (1905, 1908) didasari pada alasan atau dasar pemikiran
setiap individu diantara dua hal ”Chronological Age” (CA) atau kenyataan usia
tahun dan “Mental Age (MA), saat ini kemampuan intelektual rata-rata hadir
dalam pengelompokan usia yang spesifik, setelah memperhitungkan MA murid, maka
perbandingan harus dibuat dengan CA (usia kronologis) untuk menetapkan hubungan
yang relative kepada seseorang dengan CA yang sama.
Binet telah berasumsi bagaimanapun, jangkauan puncak
disekitar usia 16 tahun dimana kesulitan akan dievaluasi dan diteliti oleh
remaja dan IQ serta CA akan lebih besar dibandingkan usia mental mereka lebih
jauh, pengurangan mental age pada masa tua atau otak remaja diperkirakan akan
mengalami perbaikan yang akurat untuk alasan ini revisi pada tahun 1960 dan
1986 Stan Ford-Binet digunakan untuk
konsep Wechsler tentang penyimpangan IQ. Standar score ini pada tes-tes
kemampuan akan dibandingkan dengan apa yang tampak atau tampilan dikelompok
usia lain hasilnya adalah perbandingan
yang lebih bermakna bisa dibuat diantara dua orang dengan usia yang berbeda.
Sebaliknya Binet tidak menspesifikasikan teori perkembangan intelegensi
Spearman (1927) menjadi prihatin dengan tes intelegensi telah disangka benar
menjadi pengukuran. Dia menetapkan factor general atau “factor G”. keadaan yang
biasa untuk semua aktifitas kecerdasan, untuk tambahan factor yang khusus atau
“factors” yang telah dikhususkan untuk masalah inti.
Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak
hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga
terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor
(Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori
faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa,
dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Spearman menekankan bahwa tes intelegensi yang berbeda
memiliki hubungan yang tinggi dengan pantauan yang lebih jauh dimana manusia
yang membagi satu area umum yang efektif yang dapat diefektifkan dengan baik.
Spearman telah dicurahkan pada 2 teori factor, menurut spearman, kecakapan
intelektual manusia dimungkinkan karena adanya 2 faktor, yaitu: faktor umum dan
faktor khusus
1. Faktor umum berkaitan dengan herediter
2. Faktor khusus dipengaruhi oleh lingkungan.
Thurstone (1938) mengembangkan teori akar permulaan dari
Spearman bahwa dia tidak mempercayai keberadaan “factor G”, tetapi ia
mempercayai bahwa kecerdasan itu adalah sesuatu yang spesifik dan kemampuan
yang terpisah. Teori ini telah berkembang melalui perbedaan tugas factor
analisis yang telah diusahakan oleh Thurstone untuk mengkonsep dan membatasi
serta menghendaki kemampuan yang berbeda. Faktornya menganalisis dan meyakini
pembelajaran intelektual melalui 7 komponen yang dia referensikan sebagai
kemampuan mental khusus :
1.
Kemampuan Verbal
2.
Kelancaran Berbahasa
3.
Kemampuan Numeric
4.
Kemampuan Spatial
5.
Kemampuan Perceptual
6.
Inductive Reasoning
7.
Memory
Semangat beberapa mencontohkan keyakinan factor khusus
bisa menjadikan ada tanpa berhubungan dengan surat menyurat menyatukan “factor
G”, kemudian dipanggil savant typically menunjukkan perkembangan yang luar
biasa dari hanya satu kemampuan, dimana area yang lain dari sisi kehidupan
mereka juga mungkin berfungsi dengan level yang sangat rendah. Kasus tersebut
telah di dokumentasikan beberapa idiot savant yang dapat dengan benar dan
sebagian besar perhitungannya lebih cepat dari hari keminggu dimana ketentuan
telah terpikir beberapa tahun yang lalu atau mungkin memproduce dengan lama
musik setelah mendengarkannya sekali. Seperti perbedaan khusus kemampuan
memberikan dorongan terhadap tanggapan Thurston itu, potensi yang sedikit
“factor S” bisa ada tanpa gabungan secara global dari “factor G”, bagaimanapun
juga, 7 faktor Thurstone telah ditemukan memiliki hubungan yang tinggi atau
telah sangat berhubungan. Anggapan factor Thurstone adalah tidak bebas
melengkapi dan factor G itu adalah hal yang umum diluar 7 kemampuan dasar.
Baru-baru
ini Gardner
lebih mengkonseptualkan factor kecerdasan yang spesifik (1983,1993) kecerdasan
meluar menjadi banyak atau bermacam-macam bidang dibandingkan, meliputi para
teori-tori yang lang lain, dia telah menggambarkan 7 kompetensi kebebasan
relative dibawah ini :
1.
Bahasa
2.
Musik
3.
Logika Matematika
4.
Spatial
5.
Bodily-Kinestetik
6.
Interpersonal
7.
Intrapersonal
Untuk beberapa tahun, masalah utama dalam konsep-konsep
kecerdasan apakah itu diwakili oleh Spearman secara individu, kesatuan, factor
yang telah diperluas atau teori banyak factor Thurstone (yang biasa disebut
Lumpers versus Spliters) Vernon 1950 berada diposisi tengah, yang mengabungkan
dan menyatukan kecerdasan tetapi juga kecil atau luasnya kemampuan spesifik.
Modelnya (figure 5-1) berdasarkan pada waktu, dengan “factor G” sebagai
indikasi tertinggi yang merupakan kemampuan pemersatu terhadap level peristiwa
yang lebih rendah. Level selanjutnya adalah dari keharuan dari pendidikan
verbal dan mekanika spatial, bagian-bagian level yang lebih kecil kembali untuk
meningkatkan lebih khusus “CRETE ” kemampuan
seperti kelancaran verbal, numerical, reasoning, dan kreativitas. Wall Brown
(1984) telah mengindifikasikan bahwa WISC
dan WISC-R (and, by extention WISC-III) kemampuan persiapan bisa menjadi
kategori yang digunakan pada model Vernon .
Mereka menemukan bahwa factor umum nampak untuk penggabungan kemampuan, dengan
perbandingan yang telah diorganisasikan lebih spesifik secara verbal.
Organisasi konseptual dan kebebasan dari Distratbilty
dengan hierarki yang serupa oleh Horn (1985) menegaskan hierarki perkembangan (penerimaan
sensori, proses asosiasi, organisasi perceptual yang berhubungan dengan
pendidikan) didasarkan pada fungsi-fungsi yang nyata seperti kemahiran short
term dan mendapatkan kembali, kemampuan klerikal, broat auditory thinking dan
fluid ability.
3.
Kelemahan dam kelebihan Tes WAIS dari segi “kognitif”?
Kelemahan :
·
norma yang tidak
appllicablenuntuk kelompok minoritas atau oaring dari strata ekonomi bawah.
·
kemungkinan subyektifitas
scoring pada item-item pemahaman, persamaan dan perbendaharaan kata
·
terbatas ruang lingkupnya,
hanya pada yang bisa diukur dan tidak menilai factor penting seperti kebutuhan
untuk berprestasi, motivasi, keberhasilan dalam berhubungan dengan oranng lain
atau berkreativitas
·
informasi tentang validitasnya
tidak memadai
·
tidak bebas budaya
Kelebihan :
·
dapat digunakan untuk
pemeriksaan klinis
·
mengetahhui fungsi kognitif
individu mulai pola respon-respon untuk
setiap subtes. Missal: skor tinggi pada Ranc Balok dan Merakit Obyek→kemampuan
dalam penyusunan persepsual ;skor tinggi pada Hitungan dan Rentang Angka→kuat
dalam mengingat dan tidak mudah terganggu konsentrasinya
·
membantu dalam penialaian
variable-variabel kepribadian melalui cara berinteraksi dengan tester dan gaya bahasa dalam
merespon tiap subtes. Missal : skor rendah pada Rentangan Angka, hitungan dan
Simbol Angka→mungkin mengalami kecemasan, memiliki kelemahan dalam perhatian
atau kombinasi keduanya ; Skor tinggi pada Pengertian dan Penyusunan
Gambar→mungkin mempunyai pertimbangan social yang cukup baik
4.
Validitas dan Reliabilitas dari Tes WAIS?
Reliabitas untuk 3 nilai IQ
dari WAIS yang secara umum ketinggian. Faktor Wechsler (1981) melaporkan behwa
setengah dari realibilty untuk skala nilai penuh IQ adalah 97; verbal IQ 97 dan penampilan IQ adalah 93, hal yang
spesifik dari bagian tes tersebut adalah lebih banyak variable (mdn r = 83)
dengan ketinggian dari split half realibility yang digunkan untuk skala (96)dan
secara rendah pada pertemuan obyek persamaan pada WISC-R ;split-half
realibiltas yang sangat tinggi untuk bagian tes verbal yang digunakan untuk
bagian tes penampilan.
Tes realibility lebih banyak
dilakukan dalam interval 7-minggu penuh skala rata-rata reability 97; verbal
97; dan penampilan 93 bagian tes yang secara spesifik dimana beberapa hal
tersebut kehilangan kepuasan dengan rata-rata rendah sampai dari 67 melaporkan
untuk subyek pertemuan dan ketinggian.
Bertambahnya arti dalam
penilaian yang mengikuti dari 2 sampai 7 minggu dalam interval 6.2 untuk skala
penuh 3.3 untuk verbal IQ 8.4,untuk peeformance IQ 8.4. (matarozzo dan herman,1984 . sebagian
tentu saja benar untuk WISC –III, beratmbahnya keutamaan hak untuk efek
latihan; ini menambah pengharapan yang harus bisa diambil dalam pengertian yang
penuh ketika membuat intergartisi dari kemampuan lebih klien dalam jangka
pendek (2 sampai 6 bln) dari interval tes pengembalian. Satu inplikasi praktek
adalah semenjak besarnya kerealatifan memperoleh skala performance. Ini merupakan
salah satu hasil pengurangan perbedaan subyek verbal performance untuk inisial
V>P, atau menambah nilai untuk inisial dengan P>V.matarozzi, karmody, dan
jacobs (1980)memberi kesan bahwa penambahan 15 point untuk semua skala penuh
dan verbal IQ adalah memerlukan indikasi ”kebenaran”(signifikan). Perbaikan
dalam fungsi 20 sampai 25 poin akan diperlukan untuk performance IQ.
IQ ini sangat luar biasa untuk
menemukan beberapa kekerangan didalam pengetesan IQ kemabali. Apapun peringatan
bisa menjadi gerak sangat lebar, bahwa mereka tanpa skror kata-kata adalah
tinggi bagi beberapa orang juga menunjukan kehilangan signifikan
Standar
ukuran dari WAIS mengidikasikan bahwa kepercayaan diri yang besar dapat
diletakan full scalae dan verbal scala (SEMs for IQ points= 2.53 dan 2.74
respectivy). Beberapa kepercayaan diri bisa diletakan pada IQ performance IQ
(4.14) dan spesifik subtest (rentangan SEM antara .61 dan .25 dalam poin
subscale). Standar error yang terenda dalam perhitungan ditemukan pada verbal
subtest (.61- 1.24) dengan rentangan terdekat pada vocabulary (.61) dan ang
terluas pada Information (.93). rentangan subtest performance dari .98 untuk
Block Design ke 1.54 untuk Object Assembly.
Sewaktu WAIS-R pertama kali
diluncurkan, keluasan dan kesan dari studi validitas wais digunakan sebagai
pendukung untuk validitas dari revisinya yang lebih baru. WAIS-R dan WAIS yang
terdahulu cenderung mirip dan mengetengahkan banyak item-item yang sama.
Korelasi antara kedua test tersebut cukup tinggi. Korelasi Median WAIS/WAIS-R
yang dikemukakan oleh Sattler (1992) adalah .94 untuk full scale IQ, .94 untuk
verbal IQ, dan .86 untuk performance IQ. Korelasi yang cukup tinggi ini menjadi
salah satu sumber terkuat yang mendukung validitas WAIS-R. bagaimanapun,
Kaufman (1983) mengindikasikan norma pada WAIS-R cukup berbeda dengan norma
yang digunakan pada WAIS. Sebagai hasil, asumsi validitas dari WAIS-R dapat
diterima dengan gegabah. Secara khusus nilai rata-rata IQ didapat dari populasi
yang paling banyak menghasilkan skor yang lebih rendah dalam WAIS-R daripada
WAIS (Ryan,Nowark, & Geisser, 1987). Median WAIS-R yang lebih rendah adalah
6.6 untuk full scale IQ, 6.4 untuk verbal IQ, dan 6,8 untuk performance IQ
(Sattler, 1992). Bagaimanapun, yang membuat lebih rendah untuk mendapatkan IQ
pada WAIS-R dapat terjadi hanya untuk midranges dari intelegensi dan tidak
untuk IQ keekstriman lainnya (Mitchell, Grandy & Lupo, 1986; Spitz. 1986).
Spruill dan Beck (1988) menemukan bahwa IQ pada WAIS/WAIS-R sama dalam hal
memperlambat populasi, tetapi skor pada WAIS-R lebih tinggi untuk orang-orang
yang mengalami perlambatan. Jadi, WAIS dan WAIS-R tidak
saling bertukar tempat secara utuh dan korelasi pembanding untuk validitas atau
skor yang didapat secara individual harus mengambil sisi perbedaan antara kedua
test kedalam konsiderasi.
Sejak publikasi WAIS-R, studi validitas dalam WAIS-R
menerbitkan dan menetapkan secara spesifik tentang validitas dari revisi
terbaru tanpa mengandalkan penelitian dari versi sebelumnya. Skala penuh dalam
IQ pada WAIS-R ditemukan untuk dikorelasikan dengan pengukuran standar,
termasuk Stanford-Binet (.85), WRAT (reading, .62;Spelling, .60; arithmetic,
.76), Slosson Intelligence Test (.78), dan angka tentang tahun studi
(.54;Sattler,1992). Selanjutnya konstrak validitas ditemukan untuk menjadi
kuat. Sebagai contoh, faktor analisis studi memiliki indikasi bahwa semua
subtest memiliki korelasi yang tinggi dengan intelegensi umum. Factor struktur
juga mendukung perbedaan dasar yang dibuat oleh Wechsler antara Verbal IQ
(Verbal Comprehension factor) dan Performance IQ ( Perceptual Organization
factor; Leckliter, Matarazzo, & Silverstein, 1986; Naglieri & Kaufman,
1983). Faktor analisis studi juga mendukung dua dan tiga factor solusi untuk
normal sebaik variasi populasi klinis (Allen & Thorndike, 1995; Atkinson et
al., 1990; Burgess, Flint, & Adsheed, 1992; Ryan, Paolo, & Brungardt,
1993). Prediksi teoritis berhubungan pada skor yang mengalami kemunduran dengan
perihal usia yang juga didukung dalam kemampuan verbalnya, relatif stabil dalam
keseluruhan jengkal hidup, yang konsisten berpandangan bahwa skala verbal
secara primer mengukur intelegensi. Secara kontras, performance abilities yang
memiliki hubungan denganintelegensi yng berubah-ubah , menunjukkan kemunduran
yang lambat pada usia diatas 70 tahun, yang mana perubahan-perubahannya semakin
jelas (Ivnik et al., 1992; Kaufman, 1990; Kaufman, Reynolds, & McLean,
1989; Paolo & Brungardt, 1990).
WISC-III Reliability and Validity
WISC-III memiliki reliabilitas yang baik sekali. Average
Konsistensi (kemantapan) internal WISC-III dikemukakan Wechler (1991) meliputi
11 kelompok usia adalah .96 untuk Full Scale IQ, .95 untuk Verbal Scale, dan
.91 untuk Performance Scale. Konsistensi internal untuk substest yang spesifik
memiliki variable yang lebih banyak. Rentangan rendah untuk Object assembly
adalah .69 dan yang tinggi .87 untuk Vocabulary. Reliabilitas rata-rata untuk
rentangan subtest Verbal antara .77 ke .87 (Mdn r= .83), saat subtest
performance agak lebih rendah, jarak antara .69 dan .89 (Mdn r = .78).
bagaimanapun, reliabilitas agak merubah berdasarkan perbedaan tingkat usia
dengan subgroups yang lebih muda memiliki reliabilitas yang lebih rendah dari
group yang lain.
Demikian juga reliabilitas test-retest cukup tinggi untuk
3 skor IQ dan agak lebih rendah untuk subtest yang spesifik. Reliabilitas Full
Scale IQ untuk seluruh usia selama lebih dari 23 hari pemberian retest adalah
.94 dan skala untuk Verbal & Performance adalah .94 dan .87
(Wechsler.1991). Average meningkat pada skor untuk retest yang lebih dari 23
hari dengan interval 7 ke 8 poin untuk Full Skale IQ, 2 ke 3 poin untuk Verbal
IQ, dan 11 ke 13 poin untuk performance IQ. Hal ini dapat dihitung dengan
implikasi praktis bahwa klinisi harus menggabungkan arti dari pertambahan
short-term kedalam interpretasi. Secara spesifik, pertambahan moderat short
term dalam skor 5 ke 10 poin tidak harus dianggap sutu indikasi kemajuan pada
ability nya. Retest Longer term pada WISC-R dengan interval lebih dari 2 tahun
( yang mana , lebih khas pada setting klinis) menunjukkan agak lebih stabil
dengan average tiga poin perbedaan didalam Full Skale IQ (Haynes & Howard,
1986). Hal ini memberi kesan, bahwa persamaan kestabilan retest long-term untuk
WISC-R walau tidak ada lagi masa studi
telah tersedia. Reliabilitas test-retest untuk rentangan subtest yang
spesifik dari yang tinggi untuk vocabulary adalah .89 menuju yang rendah untuk
object assembly adalah .69 dengan nilai median .76.
Standar error pada pengukuran (menunjukkan poin IQ)
untuk Full Scale IQ 1.45, dengan rentangan error yang paling sempit untuk
Vocabulary (1.08) dan yang paling luas untuk Comprehension (1.45). rentangan
subtest Performance dari 1.11 ke 1.67, dengam rentangan tersempit pada block
design (1.11) dan rentangan terluas untuk Object Assembly (1.67) dan Mazes
(1.64). informasi selanjutnya untuk menggabungkan tnadar error yang spesifik
padaskor pengukuran kedalam interpretasi WISC-III (dan WAIS-R) termasuk kedalam
bagian “prosedur interpretasi”
Kecenderungan derajat yang tinggi dari item yang saling
meliputi, korelasi subtest, dan korelasi skor IQ WISC-R dan WISC III, kebanyakan dari
penelitian validitas yang luas pada WISC-R dapat digeneralisasikan kedalam
WISC-III (Dixon &Anderson, 1995). Hubungan validitas ini untuk memperluas
korelasi dengan pengukuran standar yang relevan, termasuk test-test ability
yang lain, school grades, dan achievement test. Korelasi median yang telah
diseleksi, ditinjau dan dikemukakan oleh Sattler (1992) termasuk untuk Stanford
Binet; Fourth Edition (.78), K-ABC (.70), test Group IQ (.66), WRAT (.52 ke
.59), Peabody Individual Achievement Test (.71), itemnya saling meliputi
WPPSI-R (Sattler &Atkinson, 1993), dan school grades (.39). factor struktur
yang pokok mendukung konsep Wechsler’s tentang abilities kedalam faktor Verbal
Comprehension yang cocok dengan Verbal Scale dan factor Perceptual
Organizational yang secara umum cocok degan performance scale (Allen &
Thorndike, 1995; Bannatyne, 1974; Burgess, Flint, & Adshead, 1992; Kaufman,
1975, 1994), memiliki juga tipikal yang dimunculkan dengan factor relativitas
muri untuk perceptual Speed (Blake & Wellbrown, 1996). Jadi, WISC-II
ditemukan untuk memprediksikan variable yang relevan pada kehidupan subjek dan
berdasarkan pada konsep kerangka suara.
5.
Hal apa saja yang diukur dari Tes WAIS per subtes + contoh soal?
A. Skala Verbal
1. Informasi
Ø Berisi tentang : 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang
dianggap diperoleh dari lingkungan sehari-hari.
Ø Hal yang diungkap : pengalaman belajar atau sekolah, keingintahuan
intelektual atau hasrat untuk mengumpulkan pengetahuan, minat, kesiap-siagaan
terhadap lingkungan kesseharian, dan ingatan langsung.
v Contoh soal :
1. Apa warna bendera
kita?
2. Bagaimana bentuk
bola?
3. Ada berapa bulan dalam satu tahun?
4. Apakah termometer
itu?
5. Dari apa karet
diperoleh?
2. Pengertian
Ø Isi subtes ini terdiri atas : 14 soal yang menghendaki subjek untuk
menjelaskan apa yang hartus dilakukan pada situasi tertentu, mengapa aturan
tertentu harus diikuti, apa pengertian bahasa tertentu dsb.
Ø Hal yang diungkap : pertimbangan sosial, pemahaman terhadap
lingkungan sosial, kemampuan mengevaluasi masa lapau, kesadaran akan realitas;
pemahamn; kesiapsiagaan terhadap kehidupan keseharian, dan pemikiran abstrak.
v Contoh soal :
1. Mengapa kita mencuci pakaian?
2. Mengapa kereta api mempunyai mesin?
3.
Apa yang saudara lakukan bilamana saudara menemukan amplop di tengah jalan
yang beralamat dan mempunyai perangko baru?
4.
Mengapa kita harus menjauhkan diri dari orang-orang jahat?
5.
Apa yang saudara lakukan kalau saudara adalah orang pertama melihat mayat ditepi jalan?
3. Hitungan
Ø Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan disekolah
dasar, karena itu sedikit sekali memerlukan kecakapan menghitung yang rumit. 14
soal diberikan lisan dan harus dijawab secara lisan pula.
Ø Hal yang diungkap : Penalaran numeris, dan kecepatan manipulasi
numeris, konsentrasi dan perhatian, kontak realitas dan kesigapan mental,
pembelajaran disekolah, penalaran logis; abstrak; daya ingat dan analisis
permasalahan numeris.
v Contoh soal :
1. Bila saudara mempunyai tiga buku
diambil satu, tinggal berapa?
2. Empat rupiah ditambah lima rupiah berapa?
3. Bila seorang membeli perangko, yang
berharga lima
rupiah dan memberikan uang kepada penjualnya
sepuluh rupiah, berapa uang kembalinya?
4. Seorang tukang pateri menerima 25
rupiah masing-masing dari 6 orang. Berapa jumlah
uang yang diterima?
5. Dua kilogram ada berapa pon?
4. Persamaan
Ø Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal
apakah dua benda memiliki kesamaan, misalnya : persamaan macan dan singa?
Ø Hal yang diungkap : Pembentukan konsep verbal, penalaran logis
abstrak, dan kemampuan asosiatif yang disatukan dengan kemudahan berbahasa.
v Contoh soal :
1. Jeruk .............................. Pisang
2. Jas .............................. Kemeja
3. Kapak .............................. Gergaji
4. Anjing .............................. Kucing
5.Utara .............................. Barat
5. Rentangan Angka
Ø Berupa rangkaian angka-angka yang terdiri atas 3 dengan 9 angka yang
disebut secara lisan dan kemudian subjek diminta mengulang dan menyebutkannya
dalam urutan yang benar. Pada bagian yang kedua diminta menyebutkannnya dari
belakang.
Ø Hal yang diungkap : Mengugkap memori jangka pendek, konsentrasi dan
perhatian, kecemasan individu, dan kemampuan untuk mennghubungkan pola-pola
berfikir.
v Contoh soal :
Rangkaian
|
Percobaan I
|
Percobaan II
|
(2)
|
2-4
|
5-8
|
(3)
|
||
(4)
|
3-2-7-9
|
4-9-6-8
|
(5)
|
1-5-2-8-6
|
6-1-8-4-3
|
(6)
|
5-3-9-4-1-8
|
7-2-4-8-5-6
|
(7)
|
8-1-2-9-3-6-5
|
4-7-3-9-1-2-8
|
(8)
|
9-4-3-7-6-2-5-8
|
7-2-8-1-9-6-5-3
|
6. Perbendaharaan Kata
Ø Berisi; 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah
didefinisikan sampai kepada hal yang paling sulit.
Ø Hal yang diungkap : Intelegensi umum verbal, penggunaan bahasa dan
kemampuan belajar verbal yang terakumulasi, latar belakang pendidikan, dan
keluasan gagasan; pengalaman atau minat yang telah dicapai.
v Contoh soal :
1. Tempat tidur
2. Perahu
3. Sen
4. Kemarau
5. Reparasi
B. Skala Performance
7. Simbol Angka
Ø
Berupa 9 angka yang
masing-masing mempunyai symbol sendiri-sendiri. Subjek diminta menuliskan
symbol untuk masing-masing angka dibawah deretan angka yang tersedia sebanyak
yang dapat ia lakukan dalam waktu 90 detik.
Ø
Hal yang diungkap : Kecepatan
visual motorik, kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru, fleksibilitas,
keampuan untuk mempertahankan upaya, perhatian, konsentrasi dan efisiensi
mental, belajar asosiatif dan kemampuan visual pada hal-hal baru, dan memori
jangka pendek.
8. Melengkapi Gambar
Ø
Berupa 21 kartu yang
masing-masing berisi gambar dan setiap gambar terdapat bagian yang penting yang
sengaja dihilangkan. Subjek diminta untuk menyebutkan bagian yang hilang
tersebut.
Ø
Hal yang diungkap : Ketajaman
visual, kesadaran detail lingkungan dan kontak realitas, persepsi terhadap
keseluruhan yang berhubungan dengan bagian-bagian, kemampuan konseptual visual, dan kesigapan perepsual dan
konsentrasi yang digabungkan dengan kemampuan untuk mengorganisasikan materi
secara visual.
v
Contoh soal :
Gambar Bagian
yang hilang
1. Pintu ........................ Bukaan (Pegangan)
2. Babi ......................... Ekor
3. Wanita .......................... Hidung
4. Mobil ......................... Pegangan pintu
5. Kartu ............................. Intan
9. Rancangan Balok
Ø
Terdiri atas suatu seri pola
yang masing-masing tersusun atas pola merah dan putih. Setiap macam pola
diberikan kartu sebagai soal. Subjek diminta untuk membuat seperti yang ada
dikartu soal.
Ø
Hal yang diungkap : Daya nalar,
kemampuan integrasi fungsi visual motorik nonverbal, concept formation dan
abstract thinking, kemampuan dalam membedakan.
v
Contoh soal:
Rancangan
|
Nilai
|
||
4
|
5
|
6
|
|
7
|
41`` - 120``
|
31`` - 40``
|
1`` - 30``
|
8
|
71`` - 120``
|
46`` - 70``
|
1`` - 45``
|
9
|
81`` - 120``
|
61`` - 80``
|
1`` - 60``
|
10
|
81`` - 120``
|
61`` - 80``
|
1`` - 60``
|
10. Mengatur Gambar
Ø
Berupa 8 seri cerita gambar
yang masing-masing terdiri atas beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang
tidak teratur. Subjek diminta untuk mengatur gambar tersebut dalam urutan yang
benar sehingga menunjukkan jalan cerita yang logis.
Ø
Hal yang diungkap : Pemahaman
situasi interpersonal, kemampuan memahami keseluruhan situasi dan mengevaluasi
implikasinya, organisasi dan persepsi visual, terhadap isyarat visual yang
penting, kemampuan mengantisipasi konsekuensi tindakan dan proktif dalam
hubungan sosial, dan penyesuaian terhadap masalah sosial-seksual.
11. Merakit Objek
Ø
Terdiri dari potongan-potongan
atau bentuk bagian-bagian lengkap yang dikenal sehari-hari yang disajikan dalam
susunan tertentu. Subjek diminta menyusunnya sehingga membentuk sebuah gambar.
Ø
Hal yang diungkap : Organisasi
visual-motoris, sintesis, kemampuan membedakan konfigurasi, kecepatan
manipulatif dan perepsual terhadap objek asing yang berkaitan.
v
Contoh soal:
RAKITAN
|
BATAS
WAKTU
|
HADIAH DALAM BATAS WAKTU
TERTENTU
|
1. MANIKIN
|
120``
|
0 1 2
3 4 5 6
(16``-20``) 7(11``-15``) 8 (1``-10``)
|
2.PROFILE
|
120``
|
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11(36``-45``) 12(26``-35``) 13(1``-25``)
|
3.HAND
|
180``
|
0 1 2 3 4 5 6 7
9(41``-50``)
10(31``-40``) 11(1``-30``)
|
4.ELEPHANT
|
180``
|
0 1 2 3 4 5 6 7 8
10(31``-50``)
11(21``-30``) 12(1``-20``)
|
SEMOGA MEMBANTU, N TUGASNYA CEPAT SELESAI.. SEMANGAT ADEK2 :*
terima kasih kakaa:)
BalasHapusIni dapusnya apa kak?
BalasHapusDaftar pustakanya apa kak?
BalasHapus